Pemkab luncurkan 23 motif batik Papua khas Nabire - The Pitu Batik Cirebon

Breaking

Senin, 04 Desember 2017

Pemkab luncurkan 23 motif batik Papua khas Nabire

Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Nabire, Jubi – Pemerintah kabupaten (Pemkab) Nabire meluncurkan 23 motif batik Papua ciri khas Nabire. Peluncuran dilakukan di halaman Kantor Bupati Nabire, Senin (6/11/2017).

Peluncuran batik Papua khas Nabire dirangkai dalam sebuah acara syukuran bersama atas prestasi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Papua atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Nabire tahun 2016, penghargaan Indonesia Awards 2017 dari MNC Grup, I News TV dengan kategori Pembangunan Infrastruktur dalam Rangka Pembukaan Isolasi Daerah Indonesia Bagian Timur, penyerahakan Kartu Indonesia Pintar, serta penutupan dan penyerahan hadiah Voli Putra Bupati Cup 2017.


Acara peluncuran dihadiri Kepala Seksi Hak Cipta, Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kasubdit Kekayaan Intelektual Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Papua, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkpimda), pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah, TNI dan Polri, pimpinan instansi vertikal di kabupaten Nabire, pimpinan Badan Usaha Milik Negara, pimpinan Badan Usaha Milik Daerah, pimpinan organisasi non-pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, ribuan Aparatur Sipil Negara, dan perwakilan masyarakat.

Peluncuran batik Papua ciri khas kabupaten Nabire diawali dengan penjelasan tentang proses pembuatan batik khas Nabire oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kabupaten Nabire, Yufinia Mote, sebagai penggagasnya.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan secara resmi Hak Cipta dan Desain Industri dari Kepala Seksi Hak Cipta, Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Luter Pasande, kepada Pemkab Nabire.
Dijelaskan Yufinia Mote, batik Papua ciri khas Nabire dapat diluncurkan setelah melalui proses yang panjang.

“Pada awalnya, ketika kami mengikuti dan menghadiri berbagai kegiatan baik yang dilaksanakan di provinsi Papua maupun di luar Papua, kami selalu menggunakan batik Papua sebagai busana dan ada banyak pertanyaan yang diajukan kepada kami. Apakah batik yang ibu gunakan adalah batik dari Nabire? Sebagai istri bupati dan juga sebagai seorang pimpinan saya merasa malu. Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada mereka. Tetapi untuk menutupi semuanya,  saya hanya bisa katakan bahwa yang saya gunakan adalah batik Papua,” kata Yufinia.

“Berawal dari pengalaman inilah saya sebagai pimpinan termotivasi dan saya berkomitmen bahwa Nabire harus mempunyai batik hhas Nabire. Kemudian saya memanggil Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Ibu Matilda Mose, dan saya menceritakan semua yang terjadi dengan satu harapan bahwa batik khas Nabire harus ada. Puji Tuhan karena akhirnya kegiatan membatik ini mulai diperjuangkan melalui Bidang Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2015 dengan membentuk panitia pelaksana kegiatan desain batik Papua ciri khas Nabire dengan ketua panitia Bapak Agustinus Tatogo, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Nabire,” kata Yufinia menjelaskan.

Selanjutnya, kata dia, sebelum lomba design batik dimulai, ia sebagai anak adat yang tahu dan menghargai nilai-nilai budaya, pihaknya mengundang ketua lembaga adat, kepala suku, para seniman, serta budayawan di Nabire guna memberikan kriteria dan motif batik ciri khas Nabire dan memperoleh pengakuan serta penerimaan terhadap motif tersebut.

“Pada tanggal 15 April 2015 rapat bersama antara panitia penyelenggara dengan ketua lembaga adat, kepala suku, para seniman, serta budayawan Nabire sekaligus penandatanganan berita acara pengakuan dan penerimaan motif batik Papua ciri khas Nabire. Pada 16 Aprll 2015 diumumkan Sayembara Desain Motif Batik Papua Ciri Khas Nabire,” kata dia.

Persyaratan yang ditetapkan bersama untuk sayembara adalah dalam batik khas Nabire harus memuat unsur kebudayaan pegunungan dan pesisir pantai. Pegunungan berupa panah, jubi, koteka, moge, dan wupi. Daerah pesisir dan kepulauan dengan motif rumah adat, keyakinan (dewa yang dipuja), sisir bambu, tifa, tali persahabatan/persatuan, gelang batu, kulit bia, paseda, dayung, dan penokok sagu. Kekayaan alam seperti  hiu paus dan emas.

“Pada tanggal 20 April 2015, saya sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Nabire mengeluarkan Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Juri untuk mengadakan penilaian terhadap motif batik yang dilombakan. Tim Juri dipimpin oleh Daniel Maipon, Sekretaris  Matilda Mose, dan anggota antara lain  (alm) Yakobus Muyapa, (Alm) Yuuan Yaap Marei, Blasius Nuhuyanan, Menasye Yoteni, Yufinia Mote, Septinus Bamnsano, Derek Nurlete, Albert Runaweri (Dewan Kesenian Provinsi), Lamech Niwari, Nyoman Dana,” kata dia.

“Setelah mengujian dan penilai tertulis maupun secara lisan akhirnya pengumuman pemenang Lomba Desain Batik Papua Ciri Khas Nabire diumumkan secara resmi pada 24 April 2015 dengan pemenang lomba, Juara I, Marthen Giyai,  Juara II, Koresac. Mobalen, Juara Ill, Fransiskus Tekege.  Tanggal 24 April 2015 kami lakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Hasil Desain Motif Batik Papua Ciri Khas Nabire dari pemenang Lomba Motif Batik Papua Ciri Khas Nabire kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire,  Bupati Nabire Bapak,  Isaias Douw, untuk dijadikan sebagai aset Pemkab Nabire,” kata Yufinia.

“Selama tahun 2016 kegiatan batik Papua ciri khas Nabire kembali kami usulkan dan diperjuangkan namun tidak dapat dilanjutkan karena ketidaksedianya dana dalam memfasilitasi kegiatan dimaksud. Dan kembali lagi kami perjuangkan pada tahun 2017 dan Puji Tuhan karena mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama dari Bupati Nabire sehingga melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2017 ini kami dapat melewati tahapan-tahapan, salah satunya adalah mendaftarkan di di Kementerian Hukum dan HAM guna memperoieh Hak Paten batik Papua ciri khas Nabire dan kegiatan pelatihan membatik di Yogyakarta diikuti 20 peserta,” jelasnya.

“Hari ini, 6 November 2017 merupakan hari bersejarah bagi perjalanan batik Papua ciri khas Nabire, yakni dilakukan acara penyerahan sertifikat Hak Paten Batik Papua Khas Nabire dan launching perdana batik Papua ciri khas Nabire. Selaku Pimpinan SKPD, penyelenggara, dan pencetus batik Papua ciri khas Nabire, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan pemilik alam semesta ini,” tutur Yufinia.

Dalam sambutannya, Bupati Nabire, Isaias Douw, mengungkapkan rasa syukurnya atas peluncuran batik Papua khas Nabire.
“Hari ini, kita bersyukur bahwa Nabire resmi memiliki batik Papua ciri khas Nabire yang unik, kombinasi unsur-unsur kebudayaan daerah pegunungan, pesisir, dan kepulauan,” katanya.

“Saya atas nama Pemerintah kabupaten Nabire menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para seniman dan budayawan yang telah ikut terlibat dalam proses terwujudnya batik Papua ciri khas Nabire,” kata Isaias.

Dijelaskan Bupati Isaias, yang dimaksud dengan karya seni batik Papua ciri khas Nabire adalah motif batik kontemporer yang bersifat inovatif,  masa kini, dan bukan tradisional. Karya tersebut dilindungi karena mempunyai nilai seni, baik dalam kaitannya dengan gambar, corak, maupun komposisi warna.

“Batik Papua khas Nabire ini adalah kebanggaan kita, orang Nabire. Karena itu, saya minta agar semua ASN wajib mengenakan batik ciri khas Nabire pada setiap hari Kamis dan dapat digunakan sebagai tablak meja, kain jendela, latar belakang spanduk, kop surat dan, dapat digunakan di sekolah-sekolah, BUMD, BUMN dan organiasi non-pemerintah sambil menunggu keputusan resmi dari pemerintah kabupaten Nabire,” pinta Isaias.

‘Saya minta kepada dinas teknis agar segera menyediakan sarana berupa mesin dan bahan kain serta melatih tenaga-tenaga untuk memproduksi sebanyak-banyaknya batik ini. Mari kita lestarikan seni dan budaya melalui batik Papua ciri khas Nabire,” harap Isaias. (*)



Nama : Ulfi Yutsir Athmayanti
NPM : 117020202
Kelas : 1F Manajemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jenis - Jenis Batik Indonesia yang Hampir Punah Keberadaannya

1. Motif Batik Tegalan Batik ini dikabarkan hampir punah yang diberitakan oleh salah satu media nasional. Sejumlah motif tua ini tergus...

Laman