Batik
secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad
XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Sejarah pembatikan di
Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan
sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan
pada masa-masa
kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, Seni budaya bernilai tinggi yang merupakan warisan budaya dunia tersebut baru diakui United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai budaya Indonesia pada 28 September 2009, dan kemudian penetapan resminya pada 2 Oktober 2009, yang kemudian dijadikan sebagai hari batik nasional.
kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, Seni budaya bernilai tinggi yang merupakan warisan budaya dunia tersebut baru diakui United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai budaya Indonesia pada 28 September 2009, dan kemudian penetapan resminya pada 2 Oktober 2009, yang kemudian dijadikan sebagai hari batik nasional.
Sebelum
batik disahkan oleh UNESCO sebagai salah satu kesenian yang berasal
dari Negara Indonesia, banyak negara-negara lain yang ikut mengklaim
bahwa kesenian batik merupakan kesenian yang berasal dari negaranya,
seperti Negara Malaysia dengan alasan sebagai bahan identitas promosi
Negara mereka di mata Internasional, melalui iklan
promosi Enigmatic Malaysia yang dibuat Discovery Channel Dalam tayangan
promosi itu, dikesankan bahwa batik berasal dari Malaysia.
Sejarah
pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan
Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa
catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan
Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi
kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan
Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat
Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau
awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis
sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia
kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran
ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah
daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi
oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian
batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya
batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk
pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak
dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini
dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya
masing-masing.
Lama-lama
kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas
menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu
senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton,
kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan
sendiri.
Sedang
bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli
Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi,
soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya
dibuat dari tanah lumpur.
Posted by Putri Ayu Annisa Nadya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar