Kampung Batik Trusmi adalah pusat industri batik di Cirebon sekaligus sebagai
tempat wisata kuliner. Kampung ini terletak di Plered, Cirebon, sekitar empat
kilometer di sebelah barat Kota Cirebon. Pengrajin batik di desa Trusmi dan
sekitarnya,
seperti desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah, berjumlah lebih dari 3000 tenaga kerja.
seperti desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah, berjumlah lebih dari 3000 tenaga kerja.
Sejarah
Kisah membatik Desa Trusmi berawal
dari peranan Ki Gede Trusmi. Salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini
mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan Islam. Sampai sekarang, makam Ki
Gede masih terawat baik, setiap tahun dilakukan upacara cukup khidmat, upacara
Ganti Welit (atap rumput) dan Ganti Sirap setiap empat tahun. Di sepanjang
jalan utama yang berjarak 1,5 km dari desa Trusmi sampai Panembahan, saat ini
banyak kita jumpai puluhan showroom batik. Berbagai papan nama showroom nampak
berjejer menghiasi setiap bangunan yang ada di tepi jalan. Munculnya berbagai
showroom ini tak lepas dari tingginya minat masyarakat terutama dari luar kota
terhadap batik Cirebon dari mulai showroom batik hingga online shop.
Batik
Trusmi
Batik Trusmi berhasil menjadi ikon
batik dalam koleksi kain nasional. Batik Cirebon sendiri termasuk golongan
Batik Pesisir, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik
keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan
Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton
ini muncul beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih
dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi di antaranya seperti Mega
Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa
Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur,
Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain. (M.Indra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar